Rabu, 07 April 2010

tips merawat bayi

Membahas perawatan bayi memang gampang-gampang susah. Bukan cuma butuh kesabaran, tapi perlu pengetahuan tentang bagaimana perawatan bayi yang benar. Merawat bayi akan segera menjadi sikap alami. Namun ingat, cara Anda selalu berbeda dengan orang lain. Perawatan bayi adalah mencari cara yang paling cocok bagi Anda dan bayi Anda.

Perawatan bayi menyangkut banyak hal. Dimulai ketika mengangkat bayi, saat mengganti baju, memandikan, atau memberinya makan, peganglah dengan erat dan penuh percaya diri. Bicaralah secara perlahan dan lembut, sambil melakukan kontak mata.


Mengangkat bayi
Menggendong dan merangkul bayi akan membuatnya merasa aman dan dicintai. Mungkin tidak mudah pada awalnya, namun Anda akan semakin terbiasa dengan sering melakukannya.
Berdiri menghadap ke arahnya, susupkan satu tangan ke bawah kepala dan lehernya, dan tangan lain ke pantat.
Angkat perlahan dan lembut kearah dada, putar kepalanya kearah lekukan siku, lalu sangga tubuhnya dengan lengan Anda.
Saat meletakkannya, pegang kepala dan pantatnya. Tarik terlebih dahulu tangan dari pantat, kemudian tarik tangan yg dibawah kepala.


Menggendong bayi
Termasuk dalam perawatan bayi termasuk juga menggendong bayi. Bayi baru lahir belum dapat menegakkan kepalanya. Anda harus menyangganya agar tidak terkulai. Gunakan gendongan agar ia dekat dengan tubuh Anda, sementara tangan Anda bisa melakukan pekerjaan lain.

Memakaikan baju
Kebanyakan bayi tidak menyukai baju yang dimasukkan melalui kepala. Ada baiknya Anda membeli baju yang berkancing atau bertali depan atau samping.

Mengganti popok
Untuk menghindari ruam popok, gantilah sesegera mungkin ketika basah atau kotor.Perlu diketahui, perawatan bayi baru lahir perlu mengganti popok 10 hingga 12 kali sehari.

Perawatan bayi dari ujung kepala sampai ujung kaki
Dalam melakukan perawatan bayi baru lahir sebenarnya tidak perlu dimandikan setiap hari. Diantara waktu mandi, bersihkan tubuh bayi dengan mengelapnya dari ujung kepala sampai kaki. Caranya, buka baju bayi sebentar, bersihkan bagian yang perlu, seperti wajah, tangan, dan bagian kemaluan. Jangan membersihkan bagian dalam hidung atau kuping, karena lender dan selaput keduanya dapat membersihkan sendiri. Usaplah bagian yang kotor dengan kapas basah.

Memandikan
Termasuk dalam perawatan bayi adalah memandikannya dengan benar :
Siapkan terlebih dahulu keperluan mandi,
Isi air hangat ke bak mandi, periksa suhunya dengan sikut.
Buka baju, bungkus dengan handuk di pangkuan Anda. Usap matanya dengan kapas yang telah dibasahi dengan air matang dingin. Bersihkan daerah sekitar wajah dan mulut.
Keramasi rambutnya, pegang kepalanya di atas bak mandi. Keringkan. Lepaskan handuk, letakkan satu tangan di bawah pundaknya, dan tangan lain di pantat, lalu masukkan bayi secara perlahan ke bak mandi.
Tahan leher dan pundaknya, sabuni dan bilas dengan tangan Anda yang bebas. Pegang pantatnya dan angkat. Bungkus dengan handuk, tepuk-tepuk agar kering. Biarkan bayi terbungkus handuk saat Anda memakaikan baju dan popoknya.


Menidurkan
Waktu tidur bayi berbeda-beda. Rata-rata bayi baru lahir akan bangun selama 6-8 jam setiap 24 jam, dan biasanya tidur di siang hari 3-5 jam.

Menangis
Menangis adalah cara bayi Anda memberitahu kebutuhannya. Secara bertahap, Anda akan belajar membedakan tangisannya. Antara tangisan lapar atau lelah. Dengan demikian Anda bisa memberikan perawatan bayi dengan benar. Bila tidak berhenti juga, cobalah untuk menghubungi dokter Anda.

Selasa, 02 Maret 2010

tips sederhana merancang/ merawat bayi

Tips Sederhana Merancang Nama Bayi Anda. Bagi sebagian orang, merancang nama untuk anak mudah saja karena sejak belum menikah ia mungkin sudah mengangan-angankan akan memberi nama tertentu untuk anaknya kelak. Bagi orang lain, membuat nama bayi hanya membuatnya pusing. Bahkan, harus dibantu doa agar ia bisa menemukan nama yang tepat.

Pada dasarnya, nama seharusnya mengandung doa, atau tepatnya, pengharapan akan sesuatu yang baik untuk seseorang. Apakah Anda ingin anak Anda nanti menjadi anak yang setia, cerdas, dan selalu menularkan kasih kepada orang di sekitarnya? Cobalah merancang nama dari pengharapan tersebut, entah dari bahasa daerah, bahasa Indonesia, Sansekerta, atau dari sumber-sumber lain. Percaya deh, urusan merancang nama ini akan menjadi kegiatan seru untuk Anda dan suami yang sedang menanti kelahiran si kecil. Untuk mempermudah Anda, coba pertimbangkan 7 hal berikut ini:

1. Memiliki makna

Banyak nama bayi yang diambil dari bahasa-bahasa tertentu yang memiliki makna, misalnya seperti kebiasaan suku Tapanuli (atau orang Hawai)....

Sedangkan kebanyakan nama yang lain hanya merupakan rekaan saja Jika Anda menemukan sebuah nama yang terdengar cantik, namun maknanya kurang berarti, sebaiknya jangan dipakai. Saat mencari nama-nama bayi di internet, cobalah mencari dengan kata kunci berdasarkan karakter si anak. Namun sebaliknya, jangan menonjolkan unsur makna saja tanpa mempertimbangkan keindahan.

2. Mudah dieja

Anda mungkin bangga karena berhasil menciptakan nama yang unik untuk si kecil. Namun jika nama yang Anda berikan sulit dibaca atau diucapkan, coba pertimbangkan lagi. Anak bisa mengalami kesulitan ketika sudah mulai masuk sekolah nanti. Misalnya, nama yang ditulis di ijazah tidak sama dengan nama di akte kelahiran (karena begitu sulit dieja). Masalah ini akan terus mengikutinya, selama ia harus menangani dokumen pribadi.

3. Tidak membuat anak tertekan

Meskipun nama itu mengandung harapan akan kebaikan untuk si anak, Anda perlu mengingat bahwa jaman telah berubah. Anak telah memiliki wawasan yang jauh lebih luas berkat sumber informasi yang lebih mudah diakses. Jangan sampai kelak anak merasa sangat tidak nyaman dengan nama pemberian orangtuanya. Besar kemungkinan, anak mendapat tekanan sosial berupa ejekan dari teman-temannya. Mampukah kelak ia menghadapi tekanan sosial semacam itu?

4. Tidak ada kenangan khusus

Anda mungkin telah menyimpan nama yang cantik untuk anak Anda, namun belakangan Anda baru tahu, nama itu ternyata sama dengan nama mantan kekasih suami. Atau, suami baru tahu bahwa nama anak lelaki pertamanya ternyata sama dengan nama mantan kekasih Anda. Bila nama ini mengandung kenangan tertentu tentang orang-orang di masa lalu, Anda pasti tak ingin menggunakannya lagi untuk anak Anda.

5. Unsur agama

Nama yang mengandung unsur agama juga merupakan pilihan yang bijak, karena nama ini akan langsung menunjukkan identitas Anda. Hanya saja, sering kita temui orang yang salah memilih nama. Pastikan Anda menyandang nama dengan unsur agama yang Anda anut, bukan agama yang lain.

6. Penghargaan untuk seseorang

Anda menghormati atau mengidolakan seseorang? Boleh saja Anda mencomot sebagian namanya. Namun harap diingat, pilih nama yang tetap mengandung makna yang baik. Selain itu, ambil nama depannya, bukan nama belakangnya. Jadi jika Anda mengagumi Gwyneth Paltrow, comotlah “Gwyneth”-nya, bukan “Paltrow”-nya. Sebab orang lain akan mengira Paltrow adalah nama belakang suami Anda.

7. Seni mempadupadankan

Adalah hak Anda untuk membuat nama seperti apa pun yang Anda mau. Untuk memastikan bahwa nama itu terdengar indah, coba ucapkan dengan keras. Akan lebih baik jika Anda memadukan nama pendek (dengan dua suku kata) dengan nama panjang (tiga atau empat suku kata). Atau sebaliknya, nama panjang dulu, baru nama pendek. Atau, bila nama depannya agak kebarat-baratan, lanjutkan dengan nama Indonesia. [ kompas.com ]


Jumat, 03 April 2009

PERLUKAH MENGATUR POLA TIDUR ANAK

PERLUKAH MENGATUR POLA TIDUR ANAK

BANYAK orangtua kebingungan ketika melihat buah hati mereka tidak bisa tidur nyenyak pada malam hari.

Padahal, sudah sangat larut. Apalagi tingkah si balita malah mengajak bermain. Apa yang salah pada buah hati tersebut? Yang pasti, menurut Psikolog Anak dari Universitas Indonesia, dr Hermawan Psi, orangtua tidak bisa membiarkan perilaku si kecil yang bergadang hingga tengah malam tersebut.



Karena kalau setiap malam anak dibiarkan bergadang dengan berbagai aktivitas, maka akan terjadi suatu kondisi yang dalam bahasa psikologinya disebut sebagai reinforcement (penguatan). Artinya, anak akan menganggap apa yang dilakukannya sebagai suatu pola yang dapat diterima. Si anak jadi bisa berpikir, “Ah kalau besok aku tidur malam lagi dan minta main, pasti Papa dan Mama mau menemani”.

Dengan kata lain, anak akan terdorong untuk melakukan hal yang sama setiap hari. “Penguatan seperti inilah yang seharusnya dihindari. Orangtua harus tegas mengatakan jam tidur pada anak-anaknya,” ujar Hermawan.

Lebih lanjut Hermawan menuturkan, kalau kondisi tersebut dibiarkan hingga berlarut-larut, pola tidur anak akan berantakan. Dampak ini akan berlanjut dengan dampak-dampak buruk lainnya. Misalnya, anak jadi sulit bangun pagi yang tentu akan merepotkan saat dia harus bersekolah nanti. Kurangnya istirahat pada malam hari juga bisa membuat proses belajarnya terganggu karena anak jadi kurang berkonsentrasi. Pengaruh lainnya, jam biologis si kecil kacau sebab pada jam tidur malam, dia terbiasa terbangun yang dipikirnya merupakan waktu bermain. “Bila kebiasaan seperti ini dibiarkan berlarut-larut, akan semakin sulit untuk diperbaiki ketika anak remaja nanti,” sebutnya.

Gangguan pola tidur pada balita dan batita, bahkan telah diteliti di Universitas de Montreal. Cara orangtua meninabobokkan anak pada usia 29 hingga 41 bulan berdampak langsung pada ketidaknyenyakan tidur anak tersebut saat menginjak usia 4 hingga 6 tahun.

Penelitian yang melibatkan seribu relawan, yaitu 987 ibu dan ayah yang diberi serangkaian pertanyaan mengenai pola tidur buah hati mereka. Para orangtua harus merincikan kondisi emosional, faktor sosial demografis, dan kebiasaan tidur anak hingga mereka menjejak usia 6 tahun. Mereka juga mencatat gangguan tidur apa saja yang dialami si kecil, adanya mimpi buruk, total waktu tidur dan waktu yang dibutuhkan anak untuk terlelap kembali setelah terbangun pada malam hari.

Studi yang diketuai Alerie Simard, dari Department of Psychology at the Universite de Montreal ini menelisik pula kebiasaan orangtua saat si kecil tidur. Para peneliti menemukan bukti bahwa pola tidur balita dipengaruhi kebiasaan orangtua. “Jika orangtua suka begadang, maka anak-anak balita atau batita mereka akan cenderung ikut begadang. Itu terjadi karena anak mengikuti pola yang telah dilakukan orangtua,” kata Alerie Simard.

Selain pola tidur yang terpengaruh orangtua yang suka begadang, dalam penelitian itu juga ditemukan bahwa memberi makan atau minum saat bangun di tengah malam bisa memicu anak untuk bermimpi buruk. Bahkan, memeluk si kecil ketika dia terbangun, justru akan memperlambat si anak untuk tertidur kembali.

Menemani anak saat akan tidur, selalu hadir saat anak terbangun atau memberi makan atau minum saat dia terbangun pada malam hari, menjadi senjata para orangtua yang mungkin efektif agar anak tertidur kembali. Namun, menurut studi tersebut, kebiasaan ini justru berakibat kurang baik.

Jika seorang ibu percaya bahwa bayinya menangis dan terbangun hanya karena lapar, maka mereka akan merespons secara keliru. “Ini memicu mimpi buruk pada anak dan memangkas lama waktu tidur ketika si anak mencapai usia 4 hingga 6 tahun,” sebutnya.

Simard mengingatkan, “Orangtua sering menemani si anak tidur sebagai reaksi spontan, tetapi kebiasaan ini bukan pilihan terbaik untuk mencegah gangguan pola tidur anak untuk masa yang akan datang,” tandasnya lagi. Solusi terbaik, menurut Simard, adalah dengan cara menciptakan jam biologis si kecil dengan mengubah dan mengoreksi pola tidurnya. Misalnya dengan mengondisikan anak untuk lebih banyak beraktivitas pada siang dan sore hari.

Atur jam makan terakhirnya sekitar jam enam atau jam tujuh malam. Anak yang lelah secara fisik dan juga merasa kenyang akan tidur nyenyak pada malam harinya.

(sindo//tty)
sumber dari...

ANEKA PERMAINAN DAN MANFAATNYA BAGI SI BALITA

ANEKA PERMAINAN DAN MANFAATNYA BAGI SI BALITA

Dunia anak usia balita memang dunia bermain. Boleh dibilang sepanjang
waktu mereka diisi hanya dengan bermain, kecuali saat tidur. Baik
bermain menggunakan alat dengan berbagai bentuk dan ukuran, maupun
tidak. Si anak menggunakan tubuhnya sendiri sebagai alat bermain untuk
berlari, meloncat-loncat, merangkak, dan sebagainya. Bisa dibilang tak
ada tempat yang tidak bisa dijadikan tempat bermain baginya. Entah yang
outdoor maupun indoor.



sumber dari...
Tari Sandjojo, Psi., dari Cikal Jakarta memaparkan aneka
jenis sarana bermain yang bisa sesuai bagi anak batita. Tentu saja
lengkap dengan manfaatnya bagi berbagai aspek perkembangan anak.


PEROSOTAN

Anak bisa menikmati sensasi ketinggian, terlebih saat ia berada di
puncak perosotan dan siap meluncur. Belum lagi merasakan bagaimana
tubuhnya terasa melayang kala meluncur ke bawah hingga akhirnya
mendarat di ujung perosotan. Sebelum meluncur pun anak harus menjalani
proses naik tangga. Motorik kasar anak benar-benar teruji, termasuk
bagaimana menjaga keseimbangan tubuhnya saat menapaki anak tangga.
Selain itu, anak juga belajar mengenai peraturan. Di antaranya mesti
tertib bergiliran naik satu per satu dan tidak boleh naik dari papan
luncurnya agar tidak tertabrak anak lain di atasnya.


AYUNAN

Anak akan merasakan kenikmatan tersendiri saat tubuhnya terayun secara
kencang atau lambat maupun tinggi atau rendah dari tempat berpijak. Ia
juga jadi belajar mengantisipasi bahaya. Jika ada yang mengayunnya dari
depan atau belakang, misalnya, tentu harus diingatkan karena tindakan
ini justru membahayakan si pengayun. Selain itu anak pun dilatih untuk
mempertajam kemampuan kontrol dirinya agar tidak berayun terlalu cepat
dan tidak pula kelewat lamban.


PERMAINAN PASIR

Pilih butiran pasir yang lembut dan halus serta tidak menempel di kulit
anak. Dengan dikenalkan pada permainan pasir, anak akan belajar
mengenai tekstur kasar. Begitu juga tentang panas dan dinginnya pasir,
maupun perubahan bentuk saat dicampur air. Bukankah ini berarti
mengenalkan anak pada dunia ilmu pengetahuan, tepatnya belajar IPA
secara sederhana.

Tentu saja dalam memilih pasir tersebut orang tua harus hati-hati
mengingat material ini dapat pula menjadi tempat tinggal bagi binatang
kecil. Bukan tidak mungkin ada binatang yang bisa membahayakan atau
setidaknya membuatnya takut dan cedera.


STEPPING & BALOK KESEIMBANGAN

Imajinasi anak dirangsang melalui permainan ini. Arahkan anak seakan ia
harus menyebrangi sungai yang deras dengan balok itu. Jika cuma
berjalan dan berlalu begitu saja di atasnya, yang didapat anak hanyalah
kesempatan melatih motorik dan keseimbangannya saja, tapi bukan
imajinasinya.


MANDI BOLA

Lewat permainan ini anak akan mengalami sensasi yang beragam. ''Oh
seperti ini ya rasanya berenang dalam kolam bola. Beda dengan masuk
kolam air yang bisa membuatku tenggelam, terjun ke kolam ini empuk dan
tidak membuatku tenggelam. Kalaupun aku tenggelam karena banyak gerak,
aku tetap bisa bernapas, kok.'' Belajar mengenai konsep warna dan
bentukpun bisa diperoleh anak di sini. Begitu juga dengan belajar
menentukan arah jika anak ingin main lempar bola.


MAIN AIR

Umumnya anak usia batita hobi main air. Ia masih dikuasai rasa ingin
tahu atau keinginan bereksplorasi, termasuk terhadap air. Meski ada
juga yang takut terhadap air karena pernah mengalami pengalaman tak
menyenangkan dengan material ini. Sayangnya, tidak sedikit orang tua
yang justru membentengi rasa ingin tahu anak terhadap air dengan banyak
melarang. Semisal jangan mandi lama-lama, enggak boleh main
hujan-hujanan atau becek-becekan, dan sejenisnya.

Padahal menurut Tari, manfaat bermain air itu sendiri cukup banyak.
Selain bisa merasakan adanya sensasi yang menyenangkan, mengapa tidak
dioptimalkan dengan mengarahkan anak untuk mencintai dunia ilmu
pengetahuan? Fasilitasi rasa ingin tahunya dan kegemarannya bermain air
dengan menghadirkan wadah dalam berbagai bentuk dan ukuran. Mencampur
air dengan cat air, pasir, atau tepung akan membantu anak menemukan
banyak hal baru mengenai berat jenis, volume, perubahan bentuk, warna,
dan sebagainya.


GORONG-GORONG/TEROWONGAN

Karena suasana yang dihadirkannya amat berbeda, gorong-gorong memberi
sensasi tersendiri sebagai sarana bermain bagi anak. Saat berada di
dalamnya anak mendapati suasana yang agak gelap, sempit, lebih dingin
dan membuat suaranya bergema. Anak pun belum bisa menerka-nerka apa
yang bakal ditemuinya di depan sana, di setiap belokan ataupun di mulut
gorong-gorong. Latihan semacam ini akan meningkatkan kemampuan anak
dalam hal antisipasi. Selain melatihnya mengatasi rasa takut saat
menghadapi suasana berbeda. Ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi
anak yang ujung-ujungnya akan mengasah kemampuan beradaptasi.


JALA/JARING

Saat manapaki jala/jaring, sensasi ketinggian juga akan didapat anak
sebagai salah satu manfaat. Manfaat lainnya adalah mengasah
ketrampilan motorik, rasa percaya diri, keberanian, maupun
keseimbangan dan koordinasi tubuh.


TUMPANGAN BERGOYANG

Bentuknya bisa bermacam-macam, dari pesawat terbang, tokoh film kartun,
mobil, motor, hewan, atau apa saja. Namun menurut Tari, keinginan
batita mencoba permainan ini lebih karena ketertarikannya pada aneka
bentuk yang ada. Sementara dari segi manfaatnya nyaris tidak ada,
selain sensasi saat mainan bergoyang ke kiri dan kanan atau ke depan
dan belakang secara teratur saat dimasukkan koin.


TIPS MEMILIH ARENA BERMAIN

Guna membantu orang tua memilihkan arena bermain yang baik bagi
anaknya, Tari memberikan beberapa saran berikut:

Utamakan Kebersihan

Jangan pernah memilih arena bermain yang sarananya sudah dipenuhi debu
dan ditumbuhi jamur, lumut, apalagi sampai menimbulkan bau tak sedap.
''Sebagai konsumen, kita berhak bertanya kepada pihak pengelola
mengenai sistem perawatan arena bermain tersebut.''

Tari menyayangkan banyaknya pengelola/pemilik arena bermain, baik
outdoor maupun indoor, yang mengabaikan sisi perawatan dan kebersihan.
Padahal biasanya keteledoran semacam ini yang menjadikan tempat bermain
umum tidak layak lagi dipergunakan bagi anak.

Idealnya, setelah sekian jam digunakan atau dimanfaatkan oleh sejumlah
anak, setiap mainan harus dibersihkan. Bahkan untuk meminimalkan
peluang penularan penyakit tertentu, mainan juga harus dibersihkan
secara berkala menggunakan bahan pembersih yang bisa membunuh jamur,
bakteri, dan kuman.

Perhatikan Keamanan

Pastikan keamanan setiap lekuk dan sudut sarana di tempat bermain yang
akan digunakan dapat diandalkan. Jika kira-kira membahayakan, lebih
baik urungkan saja niat mengajak main batita di tempat tersebut.
Begitu juga materi yang mendominasi arena bermain itu. Amati aspek
lunak-kerasnya, licin atau tidak dan tajam atau tidak semua benda yang
ada. Termasuk aman tidaknya cat yang digunakan.

Mengapa hal-hal kecil tadi perlu diperhatikan baik-baik?
Tak lain karena pengalaman tidak enak kala anak
terbentur atau terluka akan jauh lebih ''dirasa'' daripada manfaat
permainan itu sendiri. Sayang sekali 'kan, kalau karena pernah cedera
anak jadi tak mau mencoba permainan ini-itu atau tidak lagi terangsang
melakukan berbagai eksplorasi hingga potensi/kemampuan anak jadi tidak
terasah.

Kolam mandi bola, contohnya, untuk anak batita idealnya harus
dipisahkan dari kolam serupa untuk anak prasekolah.
Mengapa? Sebagian batita, terutama batita awal usia 1-2 tahun,
masih berada di fase oral. Inilah yang membuat mereka seringkali
memasukkan bola-bola tersebut ke dalam mulutnya.

Pertimbangan lain, perkembangan motorik membuat anak prasekolah
cenderung ''rusuh'' dengan melompat dan meloncat atau terjun
bebas tanpa memperhatikan ada atau tidak orang lain yang mungkin bakal
celaka dengan ulahnya. Di sinilah pentingnya orang tua menyeleksi arena
bermain seperti apa yang dianggapnya layak.

Cermati Aspek Kesesuaian

Pilihlah sarana bermain yang merangsang pergerakan otot batita, baik
otot-otot kaki, tangan, maupun seluruh bagian tubuhnya. Jangan lupa
perhatikan juga kesesuaian bentuk, ukuran, dan tingkat kesulitan
masing-masing permainan tersebut. Balok keseimbangan, contohnya,
pilihkan yang baloknya relatif lebar dan goyangannya tidak
menghentak-hentak. Sedangkan untuk perosotan idealnya dilengkapi dengan
matras atau ''bantalan'' pasir yang bisa meredam benturan saat anak
mendarat. Lalu untuk permainan gorong-gorong, pilihkan yang jalan
keluarnya langsung bisa ditemukan anak dengan panjang yang terjangkau.

Kuota/Kapasitas

Tinggalkan arena bermain yang sudah penuh sesak. Dalam kondisi semacam
itu jangan harap anak bisa memetik manfaat dari aktivitas bermainnya.
Begitu juga jika melihat antrian yang amat panjang hingga harus
menunggu cukup lama untuk mendapat giliran. Bisa-bisa si batita bete
duluan sebelum bermain. Padahal salah satu unsur penting bagi anak
batita adalah pengalaman yang menyenangkan. Nah, kalau dia sampai
terlalu lama menunggu, kalah berebut kesempatan dengan anak yang lebih
besar, tentu saja permainan tersebut akan menjadi pengalaman tidak
menyenangkan buat si batita. Meski di usia ini anak juga harus mulai
diperkenalkan pada konsep berbagi, tapi tentu bukan dengan cara-cara
seperti ini.

Kualitas SDM

Yang dimaksudkan di sini adalah kualitas petugas atau kakak-kakak
pendamping yang ada di lokasi arena bermain. Ini sangat perlu mengingat
mereka harus menjaga, membimbing, dan mengarahkan anak bagaimana
harusnya bermain dengan baik dan benar. Jika semua aturan main bisa
dipatuhi, bukan cuma keselamatan dan kenyamanan bermain yang didapat
anak, tapi juga manfaat lain. Semisal, ''O...begini toh caranya menjaga
keseimbangan di jalan yang licin.''
Atau, ''Supaya bonekanya enggak gampang hancur, aku mesti mencampur
tepung ini dengan air.''

Tentu saja agar bisa memainkan perannya sebagai pendamping, jumlah SDM
yang bertugas harus sesuai dengan kapasitas arena permainan itu sendiri.
Jangan sampai satu penjaga harus mengawasi 10 anak yang sedang asyik
bermain, contohnya.

--
Gazali Solahuddin, Ferdi /nakita